PUSARAN.CO– Sekretaris Daerah Povinsi Jawa Tengah Sumarno, mendorong berbagai pihak, termasuk Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT), untuk berkolaborasi menangani beberapa pekerjaan rumah di bidang pendidikan. Antara lain, persoalan zonasi sekolah serta anak putus sekolah dan tidak sekolah.
Hal itu disampaikan sekda, pada Halal Bihalal Dan Silaturahmi Akbar JSIT Indonesia Wilayah Jateng, di Hotel Regina Pemalang, Senin (1/5/2023). Ditambahkan, masalah pendidikan, termasuk zonasi sekolah yang hingga kini masih menjadi pekerjaan rumah, karena zonasi secara adil belum bisa meng-cover semua.
Menurutnya, konsep zonasi sebenarnya adalah harusnya setiap zona atau daerah ada sekolahan. Namun, sampai sekarang pemerintah belum bisa meng-cover semua, sehingga partisipasi semua pihak. Salah satunya, JSIT diharapkan bisa meng-cover di lokasi yang zonanya tidak ada sekolahan.
Pelerjaan rumah lainnya, yaitu terkait upaya pemerintah dalam menangani kemiskinan ekstrem di beberpa kabupaten di Jateng. Untuk mengatasinya, dibutuhkan kolaborasi dari banyak pihak, karena kemiskinan yang ada di desa tidak lepas dari persoalan kesehatan, stunting, anak putus sekolah, dan tidak sekolah.
“Kita cover semua supaya kita lebih kolaboratif, begitu terjun ke lokasi kemudian semua problem bisa ditangani. Terutama di 11 kabupaten miskin ekstrem, dengan jumlah anak putus sekolah cukup banyak,” katanya.
Ditambahkan, penanganan kasus anak putus sekolah tidak hanya tingkat SD sampai SMP, namun juga tingkat SMA. Anak putus sekolah tingkat SMA dan SLB ditangani pemerintah provinsi, sedangkan SD sampai SMP di bawah kewenangaan pemerintah kabupaten dan kota. Karenanya, partisipasi dari JSIT sangat dibutuhkan dalam mengatasi anak-anak putus sekolah.
Menurut sekda, perlu ada inovasi dalam bidang pendidikan. Ia mencontohkan kebijakan di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, yakni para tenaga pendidik yang ada di suatu sekolah mempunyai tanggung jawab terhadap anak-anak di sekitar sekolah, supaya tidak ada yang putus sekolah. Sehingga, jangan sampai anak-anak yang semula sekolah, lalu dibiarkan tidak sekolah.
“Harapan kami adalah program-program dari JSIT dapat meng-cover sebagian bantuan untuk anak-anak tidak mampu. Sehingga beasiswa-beasiswa untuk anak-anak dari keluarga tidak mampu, karena kami punya harapan besar adanya kemajuan-kemajuan JSIT,” harap Sumarno. (RLS)