PUSARAN.CO- Puluhan mahasiswa Universitas Lampung (Unila) bertamu ke Rumah Dinas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Senin (22/5/2023) sore. Kedatangan mereka dari Lampung untuk berguru tentang reformasi birokrasi ke Ganjar.
Berangkat dari pulau paling ujung selatan di Provinsi Sumatera sejak Minggu (21/5/2023), para mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan itu tak melewatkan kesempatan, dan memberondong Ganjar dengan berbagai pertanyaan.
Di antaranya, bagaimana awal mula Ganjar terjun dalam dunia politik dan pemerintahan, gaya kepemimpinan, hingga cara Ganjar mengubah kesan birokrasi njelimet dan mewujudkan kemudahan pelayanan bagi rakyat.
“Rasanya senang dan bangga mendapatkan ilmu dan pengarahan terkait kepemimpinan, pemerintahan, dan banyak hal lagi yang diberikan dari Pak Ganjar kepada kami,” kata Ketua Himpunan Mahasiswa FISIP Unilam, Wahyu Rahmanda Jaya.
Wahyu mengatakan, Ganjar menyampaikan pesan kuat tentang peranan mahasiswa dalam penyelenggaraan pemerintahan.
“Intinya harus selalu membantu masyarakat, karena kami mahasiswa merupakan agent of change, dan kami juga merupakan orang-orang yang paling dekat kepada masyarakat. Jadi saling membantu, (bersama) pemerintah. Jangan hanya bisa mengkritik, namun juga kita harus bisa membantu pemerintah agar bisa berjalan dengan lancar,” tuturnya.
Senada juga disampaikan mahasiswa lainnya, Dista Putri Riski. Dia mengaku senang bisa bertemu langsung dengan pemimpin idolanya.
“Pak Ganjar itu sangat menginspirasi bagi kami, karena Pak Ganjar (menjelaskan) dengan dirinya sendiri, bukan dari background yang terlahir kaya. Jadi, menurutku Pak Ganjar itu sosok yang sangat menginspirasi sebagai mahasiswa,” ujarnya.
Selama ini, melalui media sosial, Dista melihat gaya kepemimpinan Ganjar sangat luwes dan milenial.
“Dari kepemimpinan, Bapak Ganjar itu bagus dan program-programnya juga sangat milenial. Karena Pak Ganjar juga mendukung medsos dan nggak kudet (kurang update) buat generasi kami, jadi cocok,” tandasnya.
Sementara itu, Gubernur Ganjar Pranowo mengapresiasi semangat para mahasiswa mempelajari reformasi birokrasi. Mereka pun masih punya pandangan sama, di mana birokrasi erat dengan stigma korupsi, pelayanan rumit, dan lambat.
“Maka layanan mudah, digitalisasi, terus kemudian proses reform dan bagaimana kita harus, maaf dengan sangat terpaksa, memangkas jabatan pada pokok tertentu. Ini perlu kita sampaikan,” ucap Ganjar.
Alumnus Universitas Gadjah Mada itu juga senang dengan respons antusias mahasiswa untuk bertanya, terutama pada isu lingkungan dan perempuan.
“Menurut saya, ini pembelajaran yang bagus buat mereka, bisa mendengarkan langsung dari cerita saya. Mudah-mudahan bermanfaat,” tandasnya. (RLS)